Seringkali dalam pengalaman mengajar saya, saya ditanyai, “Kenapa anda memilih menjadi guru?” dan “Bagaimana anda mengatasi para siswa yang sama sekali tidak tertarik untuk belajar?” Seringkali pula sulit menjawabnya, selain mengatakan bahwa saya meyakini pentingnya pendidikan dan memberi pendidikan pada generasi muda. Saat ini, saya baru menyadari mengapa menjadi guru itu penting untuk saya. Setelah mulai bekerja di PPLH Bali, saya mengunjungi beberapa sekolah dasar di Denpasar dengan tim PPLH Bali lainnya dalam program Sekolah Hijau. Menyaksikan wajah-wajah para siswa ketika mereka memahami sebuah materi, atau mendapat tanggapan positif dari mereka mengenai apa yang kami lakukan bersama mereka selama ini, menjadi obsesi saya sebagai guru. Obsesi yang sulit dimengerti oleh siapapun, selain sesama guru.
Supaya kegiatan belajar mengajar dapat berjalan baik dan lancar, penting untuk mencari cara melibatkan semua siswa dalam kegiatan dan menyusun materi yang relevan dengan mereka. Metode menjadi hal yang lebih penting dalam perencanaan, daripada isi materi. Berbagai cara untuk melibatkan seluruh kelas serta menggunakan waktu secara efektif menjadi titik perhatian. Hasilnya, lebih sedikit waktu yang terbuang hanya untuk membuat para siswa mengerjakan tugasnya dan tetap konsentrasi pada tugas mereka.
Cara menyusun kurikulum terus berubah secara signifikan dari waktu ke waktu. Dalam menyusun kurikulum, pertimbangan mengenai bagaimana melakukan aktivitas dan merangkum materi dengan baik harus diikutsertakan. Tidak cukup mengetahui apa yang akan dipelajari, tapi juga bagaimana cara untuk menyampaikannya pada siswa. Partisipasi siswa, termasuk apa yang mereka ketahui dan minat siswa perlu dimasukkan dalam kurikulum. Kegiatan yang dimulai dengan inisiatif siswa terbukti lebih baik hasilnya daripada yang diperintah oleh guru. Sekarang bukan jamannya lagi guru merasa tahu segalanya, sedangkan siswa harus mendengarkan dan belajar. Penghargaan terhadap pengetahuan dan ketrampilan siswa sangat menunjang keterlibatan siswa. Belajar dari sesama temannya ternyata lebih baik daripada menerima ajaran guru.
Hal seperti diatas dapat diterapkan di semua materi. Seorang guru tidak perlu menjadi seorang ahli dalam satu bidang tertentu hanya untuk mengajarkan sesuatu. Antusiasme dan komitmen untuk menciptakan pelajaran yang menarik dan relevan menjadi hal yang lebih penting untuk membuat siswa mengembangkan pengetahuan dan pendapat mereka terhadap sebuah materi. (jnl)
0 komentar:
Posting Komentar