Ads: 300x250

Senin, 05 November 2007

Ketika satu tambah satu tidak sama dengan dua

Pramudya tertawa dalam film dokumenter berjudul Terlena
tidak butuh lagi tuhan dan agama katanya
dan stasiun TV pun tidak ada yang mau menyiarkannya
masyarakat belum bisa menerima
alasan pragmatis yg bikin seorang idealis membeliakkan mata
Dulu Gus Dur lebih senang tinggal di istana
karena Ciganjur seperti penjara katanya
sholat lima waktu tak ada henti2nya
dan di istana tidak sholat pun tidak apa2
Kalau Cak Nur atau Frans Magnis ditanya
apakah fungsi agama bagi mereka
kalau mereka jujur menjawabnya
mayoritas kuping pasti merah karenanya
Lho.... kok bisa...?
bisa saja
karena kita masih ada di dunia
dimana idealisme dan realita sering berada di ruang berbeda
Lho...apakah pikiran dan tindakan org2 bijak tidak sama..?
kalau itu jangan ditanya
justru karena bijak mereka tidak bicara apa adanya
atau bisa juga takut kehilangan muka dan pengikut setia
Kau pikir kenapa Umar bin Khatab mau sholat di luar gereja ketika dia tahu bahwa sang pastor memperbolehkan sholat di dalamnya...?
Kau pikir kenapa Mahatma lebih memilih haus, lapar dan terhujat di rumah seorang muslim sedangkan kalau dia mau bisa disanjung2 di luar sana...?
Kau pikir kenapa Syekh Siti Jenar dipenggal kepalanya...?
Kau pikir kenapa Yitzhak Rabin tergeletak di ujung peluru oleh salah satu di antara kaumnya...?
waduh Pak...Pak.....
kenapa menanyakan itu pada saya
malam ini saja, saya tak tahu harus makan apa
biarlah orang berpeci yg tahajud tiap malam itu yang menjawabnya
biarlah pastor2 yang berosario siang malam itu yang memikirkannya
biarlah para resi itu yang tergoyang lontarnya
saya hanya orang biasa
bagi saya satu tambah satu pasti dua

0 komentar: